Pengikut
Jumat, 11 Maret 2011
Naskah Monolog
Apa artinya kemerdekaan
Karya : Obi suharjono
“ Jendral Lisong ”
(Keadaan gelap dan sunyi, lampu menyala terlihat di sebelah kanan panggung ada kursi dan meja yang berisikan tumpukan buku. )
( Tiba-tiba dating lelaki separuh baya menggerutu. )
Orang-orang ini maunya apa, sudah di kasih keringanan, eh… minta lagi.
Pake ngomong pemerintah tidak memperhatika rakyatlah, tidak peduli dengan rakyatlah, menyengsarakan rakyatlah, hah… saya jadi pusing…
66 tahun Indonesia merdeka, masih saja ada orang-orang yang seperti itu. Memaksa, mendramatisir masalah…
Harusnya mereka itu berfikir, cari tahu system pemerintahan itu bagaimana, jangan Cuma senengnya protes, menghujat, bahkan sampai ada yang… ahh… sudahlah, jadi tambah pusing…
( Duduk di kursi dan belakang meja sambil baca buku )
Harusnya mereka itu beruntung, mereka para generasi muda tidak mengalami yang namanya peperangan dengan para penjajah, penyiksaan oleh kaum komunis… tidak seperti saya dulu, sekolah saja saya harus ngumpet-ngumpet… makan harus nunggu dai sisa orang-orang… hemm… tapi hal-hal seperti itu lah yang membuat orang-orang jaman dulu pintar-pintar, sehat, kuat…tidak seperti orang-orang jaman sekarang yang bisanya cuman mengeluh… saya heran, kenapa orang-orang jaman sekarang seperti itu…
( berfikir )
Apa ini dampak dari kemerdekaan ??? ( bertanya kepada penonton )
Ehh… pak lik, Bu Lik, Pak dhe, Om, Tante, kalian tahu ngga’ kalau kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ???
( sekali lagi bertanya dengan nada halus )
pak lik, bu lik, pak dhe, om, tante, kalian tahu ngga’ kalau kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ???
( Bertanya sekali lagi dengan nada membentak )
Kalian tahu ngga’ kalau kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa !!!
Terus… apa kalian juga tahu apa artinya kemerdekaan ???
Kalian tahu apa tidak !!!
( Bertanya kepada salah satu penonton )
Ehh… saya mau bertanya, apa kamu tahu apa artinya kemerdekaan ???
Tahu…??? Apa ??? bebas… kemerdekaan adalah kebebasan ???
Berarti kalau kemerdekaan adalah kebebasan, kita juga bebas melakukan apapun ???
Ya… bebas telanjang di bibir jalan, bebas menghujat siapapun, beas mengambil uang rakyat…
Begitu ??? begitu ya ???
( Marah…)
Bodoh… goblog… kalau kalian mengartikan kemerdekaan adalah kebebasan, kenapa kalian selalu protes ketika ada orang-orang yang hobinya mengambil uang rakyat ??? kenapa kalian menghujat ketika ada seseorang yang mengumbar hubungan seksualitasnya di video… ???
Seharusnya kalian tidak usah protes, harusnya kalian juga tidak usah menghujat,
( Duduk sebagai terdakwa yang sedang di sidang ; menangis dan menyesal )
Ingat kalian, terdakwa korupsi yang menghebohkan negeri kita ???
Huhuuhuhu….. Saya sebenarnya menyesal Pak Hakim… Saya khilaf… Saya tersiksa di dalam penjara… Saya kangen keluarga ; Anak Saya… Istri Saya… makanya pada saat Saya di tawari untuk berlibur beberapa hari di kota Dewata, Saya langsung mengambil kesempatan itu… walaupun Saya harus membayar mahal…
( Kembali ke karakter semula dan bertanya kepada penonton )
Bagaimana ??? apakah kalian ingat dengan orang ini ??? yang di anggap oleh semua orang adalah penjahat nomer satu di negeri ini…
Kalau kalian ingat, apakah kalian masih mempertahankan jawaban kalian, kalau kemerdekaan adalah kebebasan ???
( Kembali ke kursi dan meja )
Kalau kalian bingung mengertika kemerdekaan, jangan lah kalian bangga ketika kalian berteriak… MERDEKA…!!! MERDEKA…!!! MERDEKA…!!!
Apakah kalian pernah merenung sebelum kalian berteriak merdeka ???
( Berimajinasi sebagai “ seorang pejuang tanpa tanda jasa ” )
( Setelah selesai berimajinasi, lalu membacakan sajak dari Taufik Ismail yang berjudul : Surat ini adalah sebuah sajak terbuka )
Ketika Saya melihat bangsa ini, Saya teringat kawan seperjuangan yang pernah menuliskan sebuah sajak terbuka, teruntuk anak negeri…
Surat ini adalah sebuah sajak terbuka
Surat ini adalah sebuah sajak terbuka
Di tulis pada sebuah sore yang biasa.
Oleh seorang warga Negara biasa
Dari republik ini
Surat ini di tujukan kepada penguasa-penguasa negeri ini
Mungkin dia bernama presiden, jenderal. gubernur,
Barangkali dia ketua MPRS
Taruh lah dia anggota DPR atau pemilik sebuah perusahan politik
( bernama partai )
Mungkin dia mayor, camat atau jaksa
Atau menteri, apa saja lah namanya
Malahan mungkin dia sodara sendiri
Jika ingin saya tanyakan adalah
Tentang harga sebuah nyawa di Negara kita
Begitu benarkah murahnya ?
Agaknya setiap bayi di lahirkan di Indonesia
ketika tali-nyawa dihembuskan Tuhan ke pusarnya
dan menjeritkan tangis bayinya yang pertama
ketika sang ibu menahankan pedih rahimnya
di kamar bersalin ; dan seluruh keluarga mendoa dan menanti
ingin akan datangnya anggota kemanuisiaan baru ini
ketika itu tak seorangpun tahu
bahwa 20, 22, atau 25 tahun kemudian
bayi itu akan di tembak bangsanya sendiri
dengan pelor yang di bayar dari hasil bumi
serta pajak kita semua
di jalan raya, di depan kampus, atau dimana saja
dan dia tergolek disana jauh dari ibu yang melahirkannya
jauh dari ayahnya, yang juga mugkin sudah tiada
bayi itu pecahlah dadanya
mungkin tembus keningnya
darah kasih sayang
darah lalu melepasnya dari dunia
darah kebencian
yang ingin saya tanyakan adalah
tentang harga sebuah nyawa di negara kita
begitu benarkah gampangnya ?
apakah mesti pembunuhan itu penyelesaian
begitu benarkah murahnya ?
mungkin sebuah nama lebih penting
disiplin, tegang, dan kering
mungkin pengabdian kepada Negara Negara asing
lebih penting
mungkin
surat ini adalah sajak terbuka
maafkan para student sastra
saya telah menggunakan bahasa terlalu biasa
untuk puisi ini. Kalaulah ini bisa disebut puisi
maafkan saya menggunakan bahasa terlalu biasa
karena pembunuhan-pembunuhan di negeri ini pun
nampaknya juga sudah mulai terlalu biasa
kita tak biasa membiarkannya lebih lama
kemudian kita di penuhi pertanyaan
benarkah nyawa begitu murah harganya ?
untuk suatu penyelesaian
benarkah harga diri manusia kita
benarkah kemanusiaan kita
begitu murah untuk umpan sebuah pidato
sebuah ambisi
sebuah ideologi
sebuah coretan sejarah
benarkah
( actor melihat ke penonton )
Apa artinya kemerdekaan, bila nyawa tak di hiraukan…
Apa artinya kemerdekaan, bila hati kita masih tersiksa…
Apa artinya kemerdekaan, bila harga diri bangsa berada di bawah telapak kaki bangsa-bangsa komunis…
( lampu mati ; selesai )
17 februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar