Pengikut

Jumat, 11 Maret 2011

Senja Yang Berkabut

Ketika semua orang ribut dengan apa yang mereka inginkan
Dia terlentang tak berdaya
Kekuasaanya musnah dengan segala penghianatan
Dengan segala kemunafikkan

Ketika semua orang mempertanyakan idealisme bangsa
Dia hanya tertunduk lesu
Berkaca pada jati dirinya
Bertanya pada jiwanya

Apa ini semua salahku,
Atau
Inikah akhir perjuanganku
Mempersatukan rakyat Indonesia

Tak ada yang mengerti
Tak ada yang mengetahui
Tak ada yang peduli

Kolonialisme yang dia tentang
Tak semudah membalikkan telapak tangan
Berpuluh-puluh tahun membangun bangsa ini
Dengan jiwa dan raga yang dia berikan
Sekejap hancur
Luluh lantah
Dengan segala pemberontakkan kaum-kaum komunis
Mereka meludah dimuka-muka para petinggi
Mereka menghujat dan terus menghujat setiap langkah para pejuang rakyat
Sampai datang waktu senja

Harapan yang terus tersirat dalam jiwa adalah:
Selamatkan negri
Teruskan perjuangan demi ketentraman bangsa
Kata ini datang dengan segala rasa perjuangan terhadap bangsa


JOUNG JAVA MONUMENTAL
Obi Suharjono-10

Naskah Monolog




Apa artinya kemerdekaan
Karya : Obi suharjono
“ Jendral Lisong ”









(Keadaan gelap dan sunyi, lampu menyala terlihat di sebelah kanan panggung ada kursi dan meja yang berisikan tumpukan buku. )

( Tiba-tiba dating lelaki separuh baya menggerutu. )

Orang-orang ini maunya apa, sudah di kasih keringanan, eh… minta lagi.
Pake ngomong pemerintah tidak memperhatika rakyatlah, tidak peduli dengan rakyatlah, menyengsarakan rakyatlah, hah… saya jadi pusing…

66 tahun Indonesia merdeka, masih saja ada orang-orang yang seperti itu. Memaksa, mendramatisir masalah…
Harusnya mereka itu berfikir, cari tahu system pemerintahan itu bagaimana, jangan Cuma senengnya protes, menghujat, bahkan sampai ada yang… ahh… sudahlah, jadi tambah pusing…

( Duduk di kursi dan belakang meja sambil baca buku )

Harusnya mereka itu beruntung, mereka para generasi muda tidak mengalami yang namanya peperangan dengan para penjajah, penyiksaan oleh kaum komunis… tidak seperti saya dulu, sekolah saja saya harus ngumpet-ngumpet… makan harus nunggu dai sisa orang-orang… hemm… tapi hal-hal seperti itu lah yang membuat orang-orang jaman dulu pintar-pintar, sehat, kuat…tidak seperti orang-orang jaman sekarang yang bisanya cuman mengeluh… saya heran, kenapa orang-orang jaman sekarang seperti itu…

( berfikir )

Apa ini dampak dari kemerdekaan ??? ( bertanya kepada penonton )
Ehh… pak lik, Bu Lik, Pak dhe, Om, Tante, kalian tahu ngga’ kalau kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ???

( sekali lagi bertanya dengan nada halus )
pak lik, bu lik, pak dhe, om, tante, kalian tahu ngga’ kalau kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa ???

( Bertanya sekali lagi dengan nada membentak )

Kalian tahu ngga’ kalau kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa !!!
Terus… apa kalian juga tahu apa artinya kemerdekaan ???
Kalian tahu apa tidak !!!

( Bertanya kepada salah satu penonton )
Ehh… saya mau bertanya, apa kamu tahu apa artinya kemerdekaan ???
Tahu…??? Apa ??? bebas… kemerdekaan adalah kebebasan ???
Berarti kalau kemerdekaan adalah kebebasan, kita juga bebas melakukan apapun ???
Ya… bebas telanjang di bibir jalan, bebas menghujat siapapun, beas mengambil uang rakyat…
Begitu ??? begitu ya ???

( Marah…)

Bodoh… goblog… kalau kalian mengartikan kemerdekaan adalah kebebasan, kenapa kalian selalu protes ketika ada orang-orang yang hobinya mengambil uang rakyat ??? kenapa kalian menghujat ketika ada seseorang yang mengumbar hubungan seksualitasnya di video… ???

Seharusnya kalian tidak usah protes, harusnya kalian juga tidak usah menghujat,

( Duduk sebagai terdakwa yang sedang di sidang ; menangis dan menyesal )

Ingat kalian, terdakwa korupsi yang menghebohkan negeri kita ???
Huhuuhuhu….. Saya sebenarnya menyesal Pak Hakim… Saya khilaf… Saya tersiksa di dalam penjara… Saya kangen keluarga ; Anak Saya… Istri Saya… makanya pada saat Saya di tawari untuk berlibur beberapa hari di kota Dewata, Saya langsung mengambil kesempatan itu… walaupun Saya harus membayar mahal…

( Kembali ke karakter semula dan bertanya kepada penonton )

Bagaimana ??? apakah kalian ingat dengan orang ini ??? yang di anggap oleh semua orang adalah penjahat nomer satu di negeri ini…
Kalau kalian ingat, apakah kalian masih mempertahankan jawaban kalian, kalau kemerdekaan adalah kebebasan ???

( Kembali ke kursi dan meja )

Kalau kalian bingung mengertika kemerdekaan, jangan lah kalian bangga ketika kalian berteriak… MERDEKA…!!! MERDEKA…!!! MERDEKA…!!!
Apakah kalian pernah merenung sebelum kalian berteriak merdeka ???

( Berimajinasi sebagai “ seorang pejuang tanpa tanda jasa ” )

( Setelah selesai berimajinasi, lalu membacakan sajak dari Taufik Ismail yang berjudul : Surat ini adalah sebuah  sajak terbuka )

Ketika Saya melihat bangsa ini, Saya teringat kawan seperjuangan yang pernah menuliskan sebuah sajak terbuka, teruntuk anak negeri…




Surat ini adalah sebuah sajak terbuka

Surat ini adalah sebuah sajak terbuka
Di tulis pada sebuah sore yang biasa.
Oleh seorang warga Negara biasa
Dari republik ini

Surat ini di tujukan kepada penguasa-penguasa negeri ini
Mungkin dia bernama presiden, jenderal. gubernur,
Barangkali dia ketua MPRS
Taruh lah dia anggota DPR atau pemilik sebuah perusahan politik
( bernama partai )
Mungkin dia mayor, camat atau jaksa
Atau menteri, apa saja lah namanya
Malahan mungkin dia sodara sendiri

Jika ingin saya tanyakan adalah
Tentang harga sebuah nyawa di Negara kita
Begitu benarkah murahnya ?
Agaknya setiap bayi di lahirkan di Indonesia
ketika tali-nyawa dihembuskan Tuhan ke pusarnya
dan menjeritkan tangis bayinya yang pertama
ketika sang ibu menahankan pedih rahimnya
di kamar bersalin ; dan seluruh keluarga mendoa dan menanti
ingin akan datangnya anggota kemanuisiaan baru ini
ketika itu tak seorangpun tahu

bahwa 20, 22, atau 25 tahun kemudian
bayi itu akan di tembak bangsanya sendiri
dengan pelor yang di bayar dari hasil bumi
serta pajak kita semua
di jalan raya, di depan kampus, atau dimana saja
dan dia tergolek disana jauh dari ibu yang melahirkannya
jauh dari ayahnya, yang juga mugkin sudah tiada
bayi itu pecahlah dadanya
mungkin tembus keningnya
darah kasih sayang
darah lalu melepasnya dari dunia
darah kebencian

yang ingin saya tanyakan adalah
tentang harga sebuah nyawa di negara kita
begitu benarkah gampangnya ?
apakah mesti pembunuhan itu penyelesaian
begitu benarkah murahnya ?
mungkin sebuah nama lebih penting
disiplin, tegang, dan kering
mungkin pengabdian kepada Negara Negara asing
lebih penting
mungkin

surat ini adalah sajak terbuka
maafkan para student sastra
saya telah menggunakan bahasa terlalu biasa
untuk puisi ini. Kalaulah ini bisa disebut puisi
maafkan saya menggunakan bahasa terlalu biasa
karena pembunuhan-pembunuhan di negeri ini pun
nampaknya juga sudah mulai terlalu biasa
kita tak biasa membiarkannya lebih lama

kemudian kita di penuhi pertanyaan
benarkah nyawa begitu murah harganya ?
untuk suatu penyelesaian
benarkah harga diri manusia kita
benarkah kemanusiaan kita
begitu murah untuk umpan sebuah pidato
sebuah ambisi
sebuah ideologi
sebuah coretan sejarah
benarkah

( actor melihat ke penonton )

Apa artinya kemerdekaan, bila nyawa tak di hiraukan…
Apa artinya kemerdekaan, bila hati kita masih tersiksa…
Apa artinya kemerdekaan, bila harga diri bangsa berada di bawah telapak kaki bangsa-bangsa komunis…

( lampu mati ; selesai )

17 februari 2011

Rabu, 22 Desember 2010

"KATA" mengawali semua angkara

Kata

bertanya pada sesuatu,
berarti menjadi jiwa
Kepada hal,
tak mungkin dilupakan
Untuk sesuatu,
mungkin dilakukan

Kata
melihat sepercik cinta tumbuh dipelataran
terbuang dalam lamunan,
tak pernah ada
Setiap senja datang,dengan rasa hikmat alam melilit jemari tangan

Kata
mengikuti dawai gitar yang menggema
Mencari persinggahan mulia
Mencari ketenangan abadi
Untuk menjadi sebuah kalimat kehidupan

Kata
Menjadi sungguh sempurna
Ketika seribu bayang-bayang hitam
Menemani setiap jengkal kata yang terucap

puisi ini tersirat,untuk kata dan seribu kata yang tak pernah dilirik hati

JOUNG JAVA MONUMENTAL
Obi Suharjono-10

Selasa, 14 Desember 2010

Sejarah Teater Jodo

Kami lantunkan asal mula teater jodo berdiri,untuk membuktikan keeksistensian untuk terjun dalam dunia seni pertunjukan.Dengan mempersatukan orang-orang yang mempunyai potensi dan semangat yang tinggi.Mendorong untuk lebih baik memaknai sebuah arti kehidupan yang sebenarnya.


Berawal dari rasa keinginan yang tinggi,untuk mengungkapkan segala kreativitas dalam pikiran yang sekian lama tidak diapresiasikan.Kami berencana mendirikan sebuh komunitas independen seni pertunjukan (SENI TEATER ),dengan segala perencanaan yang ada di angan-angan,  kami terus berusaha untuk mewujudkan impian kita. dengan rasa semangat yang berkobar-kobar untuk berteater, menciptakan sebuah karya.Akhirnya kami berinisiatif mengumpulkan pula orang-orang yang punya semangat yang besar. Pada 22 november 2009 kami undang teman-teman untuk memusyawarahkan komunitas ini, di tempat yang sekarang telah di jadikan sekretariatan.

Irfan dan Sugeng kami undang mereka untuk ikut andil dalam pembentukan komunitas ini. Dua minggu kemudian kami berkumpul kembali untuk memberi gerakan hal yang lebih serius untuk pembentuka komunitas teater.7 Desember 2009,hal yang paling menggembirakan bagi kami semua.Khususnya Saya dan Cipto,semua ide-ide kreative muncul dari teman-teman diantaranya pembentukan nama,pengurus,dan planning-planning yang lain yang tidak bisa dituliskan satu persatu.

Hal yang paling menggembirakan buat kami adalah datangnya seorang yang lama tidak berjumpa, Beliau adalah orang yang pertama kali mengenalkan seni teater.Selama 5 tahun tidak bertemu ternyata kita di pertemukan oleh satu momen yang sangat penting.

Beliau adalah Ranggi Permana S.Pd. Lulusan UMP Fak. Geografi. sudah cukup lama bergelut dalam dunia seni pertunjukan.

Kita kembali ke pembicaraan tentang pembentukan komunitas berawal darimana banyak sekali masukan dan usulan untuk nama yang pantas dan cocok untuk teater ini. Salah satunya adalah "Teater Suri",karena kita berkumpul di tempat yang beralamat di Jl. Sunan Giri. Tapi banyak pendapat yang tidak setuju dengan nama itu dikarenakan suri dalam pengertian kejawen adalah mati atau setengah mati.Selanjutnya setelah kami memikirkan,memusyawarahkan dan menceritakan masa lalu kami masing-masing.Sampai akhirnya kami kenal dengan teater dan bertemu kembali setelah sekian lama kita semua berpisah.Kami lantas berfikir,mungkinkah kita memang ditakdirkan antara laki-laki dan wanita adalah sebuah perjodohan yang sudah tergoreskan.Jodo adalah Takdir.

Setelah ngobrol-ngobrol panjang.Akhirnya kami sepakat dan mengambil keputusan untuk menamakan teater ini dengan nama TEATER JODO.Awalnya memang begitu baku dan unik.Tapi setelah difikirkan secara masak-masak,serta melihat dari pertemuan dan bagaimana kita dipertemukan.Akhirnya nama "JODO"  menjadi pilihan yang paling akhir.

Waktu terus berjalan seiring berjalanya roda kehidupan. kami masing- masing lebih serius untuk mengembangkan komunitas teater yang kami namakan "TEATER JODO". itulah awal terbentuknya komunitas teater independen,

Kami hanya berharap komunitas yang kami bentuk dengan semangat dan keyakinan yang tak pernah pudar, akan terus ekis dan berkembang. kami akan terus serukan kratifitas dan inspirasi kami untuk membangun seni yang tidak akan pernah mati.

Tetap Semangat .................!!!!!!!!!!!!!!!


Tetap Yakin .......................!!!!!!!!!!!!!!!

Kita Bisa ............................!!!!!!!!!!!!!!!